Jumat, 17 Juni 2016

KONSEP KIMIA DALAM KEPERAWATAN






KONSEP KIMIA DALAM KEPERAWATAN

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi . Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.

Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di sean.

Ø  Perawat terampil & tepat saat memberikan obat.
Ø  Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
Ø  Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.
Ø  Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam laboratorium maupun tubuh manusia.
Pemberian Obat. Perawat harus memperhatikan hal berikut :
v  Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhan.
v  Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan resep.
v  Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam pengobatan.
v  Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar, pemberian obat dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5 benar.

PRINSIP 5 BENAR PENGOBATAN :
      1           Benar Klien
      2.          Benar Obat
      3.          Benar Dosis Obat
      4.          Benar Waktu Pemberian
      5.          Benar Cara Pemberian  

1.      Benar Klien
ü  dipastikan dengan memeriksa  identitas klien, dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri
ü  hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat,
ü  hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat
2.      Benar Obat
ü  berarti klien menerima obat yang telah diresepkan
ü  tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang tepat
ü  menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali


a)      pada saat melihat botol atau kemasan obat,
b)      sebelum menuang / mengisap obat dan
c)      setelah menuang / mengisap obat

3.      Benar Dosis Obat                                                                                         
·         Dosis yang diberikan untuk klien tertentu.
·         Dalam kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
·         Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat, dengan mempertimbangkan variable berikut.
·         Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta),
·         dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus dipertimbangkan, misalnya 3 mg/KgBB/hari.
4.      Benar Waktu Pemberian saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan.
·         dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam  sehari, seperti b.i.d ( dua kali sehari ) , t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan.
·         jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu .
·         beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat makan atau bersama makanan
5. Benar Cara Pemberian
·         Perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai
·         rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
a)      oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul .
b)      sublingual ( di bawah lidah  untuk absorpsi vena )
c)      topikal ( dipakai pada kulit )
d)     inhalasi ( semprot aerosol )
e)      instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina )
f)       empat rute parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena. 

ATOM ION DAN MOLEKUL DALAM TUBUH
   ATOM
            Keberadaan partikel terkecil yang menyusun materi, pertama kali diajukan dua orang ahli filsafat Yunani, yaitu Leucippus dan Demokritus sekitar 450 tahun sebelum Masehi. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani “ ἄτομος “ / átomos, “ α-τεμνω “, “ a “ yang berarti tidak dan “ tomos “ berarti terbagi. Jadi atom adalah partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa “ atom ” tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan pada fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom. Jadi dapat disimpulkan bahwa atom adalah unsure yang merupakan unsur yang terkecil dari suatu zat.Menurut John Dalton, seorang guru kimia dari Inggris, intisari mengenai atom yaitu :
a. Setiap unsure yang tediri atas partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi disebut atom
b. Semua atom dari unsure yang sama memiliki ukuran dan massa yang sam. Atom-atom dari unsure yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Sehingga banyaknya macam atom sama dengan banyaknya macam unsure.
c. Atom-atom tidak dapat dirusak, dimusnahkan atau diciptakan melalui reaksi kimia
d. Melalui reaksi kimia, atom-atom dari pereaksi akan memiliki susunan yang baru dan akan saling terikat satu sama lain.
Atom-atom unsur X Atom-atom unsur Y Molekul unsur X dan Y

Atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom ( nucleus ) yang mempunyai muatan positif dan dikelilingi oleh awan electron yang bermuatan negative. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsure kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsure tersebut. Salah satu sifat yang membedakan berbagai jenis atom unsure disebut dengan massa atom. Dan setiap unsure dapat berada dalam berbagai bentuk isotop, dimana atom-atom isotop yang sama adalah identik.Atom-atom dalam keadaan menyendiri atau tunggal tidak memiliki sifat-sifat tertentu, seperti warna, wujud, massa jenis, daya hantar listrik, titik didih, titik leleh dan sebagainya. Sifat-sifat itu baru muncul jika atom-atom dalam jumlah besar bergabung membentuk kumpulan atom dengan cara-cara tertentu. Contohnya, grafit dan intan. Karena grafit bersifat lunak, hitam, dan tidak tembus pandang. Sedangkan intan, sangat keras dan tembus pandang. Tetapi, kedua zat tersebut dibentuk oleh atom dari unsure yang sama dengan cara berikatan berbeda. Atom yang dimaksud adalah atom karbon. Contoh unsur-unsur logam yang tergolong atom seperti, natrium, kalsium, tembaga, emas dan besi. Sedangkan unsur-unsur non logam seperti, helium, neon, argon, krypton, xenon, dan radon.Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa yang sama kecilnya. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti “ Mikroskop penerowongan payaran “.
ION
            Pada awal abad ke-19, Dalton mengungkapkan bahwa partikel terkecil dari materi adalah atom. Namun, pada pertengahan abad ke-19 banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa banyak zat yang tidak disusun oleh atom, melainkan oleh partikel-partikel bermuatan yang disebut ion. Karena ukuran atom ini sekitar ukuran atom dan molekul. Dengan demikian, partikel terkecil dari materi tidak hanya berbentuk atom dan molekul, tetapi juga berbentuk ion.Ion pertama kali diteorikan oleh Michael Faraday sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan bagian molekul yang bergerak ke anoda atau katoda. Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima karena ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum, tetapi disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903.Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang mengandung jumlah proton dan elektoron yang berbeda bersifat positif atau negative dan bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.Muatan electron merupakan jumlah muatan terkecil yang disebut dengan muatan dasar. Muatan ion besarnya satu kali atau beberapa kali muatan dasar. Unsure logam membentuk ion-ion bermuatan positif ( kation ), seperti ion litium, ion natrium, ion kalium, ion kalsium dan ion magnesium. Sedangkan unsure bukan logam membentuk ion-ion bermuatan negative ( anion ), seperti ion fluoride, ion klorida, ion bromide, ion iodide, ion oksida, ion sulfide dan ion nitride. Zat-zat yang tersusun atas ion memiliki muatan listrik netral, karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama, seperti natrium klorida ( NaCl )
MOLEKUL
            Molekul adalah sekumpulan atom atau gabungan dari atom-atom yang berikatan satu sama lain baik dari unsure yang sama maupun berbeda. Jika atomnya berasal dari unsure yang sama maka molekul tersebut disebut molekul unsure. Jika molekul tersusun atas dua atau lebih atom dari yang berbeda maka disebut molekul senyawa. Contoh dari molekul unsure seperti unsur oksigen, unsure hydrogen, unsure nitrogen, ozon dan belerang. Sedangkan contoh dari molekul senyawa seperti karbon dioksida dan air. Karena air tersusun atas dua atom unsure hydrogen dan satu atom unsure oksigen.O2 + 2H2 2H2O,Molekul air banyak terdapat dalam tubuh manusia, dengan komposisi 55 % sampai 75 % air dalam tubuh tergantung dari ukuran badan. Air merupakan zat atau unsure terpenting bagi semua kehidupan makhluk hidup di bumi ini, karena air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air sering disebut sebagai pelarut universal, karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hydrogen ( H+ ) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida ( OH- ).Molekul air dapat diuraikan menjadi nsure-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua electron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida ( OH- ). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen ( O2 ), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan electron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksinya dituliskan sebagai berikut :
Gas hydrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan.Gambar atom H dan atom O2.Molekul terbentuk dari banyak atom, sehingga bobot molekul suatu senyawa dihitung dari bobot atom unsur-unsur pembentuknya. Alat yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel yang mempunyai komposisi isotop yang berbeda-beda dan mengukur massa relatifnya disebut dengan Spektrometer massa.
Atom, Ion dan Molekul dalam Metabolisme Tubuh Manusia.Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, “ Metabole “ yang berarti berubah. Jadi, metabolisme adalah proses kimiawi suatu organisme. Metabolisme juga bisa dikatakan sebagai modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup. Pada metabolisme sel, bahan dan energi diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan, misalnya darah. Cairan yang mengelilingi sel disebut cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari ion dan gas berikut :
1. Gas O2 dan CO2
2. Ion anorganik ( terutama Na+ , Cl- , K+ , Ca++ , HCO3- , PO4-3 )
3. Zat organic, yaitu makanan dan vitamin
4. Hormon.
Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan ekstrasel melalui lima cara :
1. Difusi, yaitu proses pemindahan cairan atau gas melalui selaput atau membrane dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
2. Osmosis, yaitu proses pemindahan cairan pelarut dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui membrane yang tidak dapat ditembus zat yang larut.
3. Transport aktif, yaitu gerak molekul melalui membrane sel melawan arah arus difusi alami
4. Endositosis, yaitu memasukkan sesuatu dari luar ke dalam sel dan menyelubunginya dengan membrane sel, lalu membentuk vesikel di dalam sitoplasma.
5. Eksositosis, yaitu transportasi sesuatu ke luar sel dengan penyelubungan oleh membrane sel kemudian dilepas di luar sel.Bahan yang terdapat dalam cairan sel dapat digunakan sebagai bahan baku gula, asam lemak, gliserol, dan asam aminoyang kemudian disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid, dan protein asam nukleat.
Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua :
1. Anabolisme, yaitu proses pembentukan / penyusunan menjadi molekul-molekul yang lebih besar dan membutuhkan energi. Ex : fotosintesis.
2. Katabolisme, yaitu proses pembongkaran menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi. Ex : pembentukan roti, tempe dan tape.
• Atom yang terlibat dalam metabolisme antara lain :
- atom O - atom Na
- atom C - atom Cl
- atom H - atom K
- atom N - atom Ca
• Ion yang terlibat dalam metabolisme antara lain :
- Na+ - H+
- Mg2+ - OH-
- Cl –
• Molekul yang terlibat dalam metabolisme antara lain :
- Enzim sebagai katalisator
- H2O
- O2
- CO2
- Glukosa
- glukogen





KONSEP DASAR LARUTAN

Pengertian Larutan dan Konsep Kelarutan

            Materi mengenai pengertian larutan ini sangatlah penting untuk mengawali pelarajan kimia. Banyak sekali anak yang melewatkan materi ini dan akhirnya bingung mengenai perbedaan larutan, senyawa murni, pelarut, dan campuran.Sebelum mengenal cara preparasi larutan menggunakan Alat-alat laboraturium kimia, sebaiknya kalian memahami tentang larutan secara umum.

Pengertian Larutan

            Definisi dari larutan ialah suatu zat/materi yang didalamnya tercampur materi/zat lainnya. Di dalam larutan, terdapat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solutes). Pelarut merupakan zat yang jumlahnya lebih banyak, dan zat dengan jumlah yang lebih sedikit ialah zat terlarut. 

            Jika kalian masih bingung perbedaan antara larutan dan zat murni, maka berikut ini pembedanya. Zat murni seperti Air (H2O) memiliki komposisi yang fix. Kita tidak bisa mengubah rasio Hidrogen pada air menjadi 1,3, atau 4, begitu pula pada Oksigen, kita tidak bisa mengubah rasionya tanpa menyebabkan terbentuknya zat baru. Contohnya saja jika pada Air kita mencoba menambahkan rasio atom O maka terbentuklah H2O2, merupakan senyawa baru yang sangat beracun.Tetapi larutan juga memiliki perbandingan komposisi. Perbandingan komposisi ini menyatakan rasio jumlah dari dua atau lebih zat yang membentuk larutan. Contohnya saja kalian dapat membuat larutan yang pekat dan tidak terlalu pekat berdasarkan perbandingan komposisi dari dua zat tersebut. Pada gambar berikut ini, larutan teh yang kanan memiliki perbandingan komposisi teh lebih banyak daripada yang kiri. Hal ini juga dapat diterapkan pada larutan gula, garam dan larutan lainnya.

larutan teh pekat
larutan teh pekat

            Ketika suatu zat terlarut dilarutkan oleh pelarut untuk membentuk larutan (solvent) tidak terjadi reaksi kimia. Sehingga pelarut dan zat terlarut dapat dipisahkan hanya dengan pemisahan fisik, seperti penyaringan, pengendapan, ataupun distilasi. 

            Larutan itu dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Beragam kombinasi dari pelarut dan zat terlarut mungkin saja terjadi. Contohnya saja gas bisa saja larut dalam cairan, contohnya saja karbonat pada minuman berkarbonasi (kokakola, panta, dan sprit). Jadi jangan kembali berfikir secara tradisional bahwa larutan itu adalah cairan saja. Berikut ini contoh lainnya dari larutan dari tiga fasa.
Beberapa tipe larutan
Zat Terlarut
Pelarut
Contoh
Gas
Gas
Udara, gas alam, asetilen oksigen
Gas
Cair
Minuman Berkarbonasi, air di sungai(mengandung oksigen terlarut)
Gas
Padat
Hidrogen dalam Platinum
Cair
Gas
Uap air di udara, bensin di udara
Cair
Cair
Alkohol dalam air, asam dalam air
Cair
Padat
Amalgam seperti merkuri dalam perak
Padat
Gas
Partikel debu di udara
Padat
Cair
Larutan gula, garam dll
Padat
Padat
Alloy

Kelarutan dan Kejenuhan Larutan

            Kemampuan suatu zat terlarut untuk bisa larut dalam suatu pelarut disebut dengan kelarutan. Kelarutan setiap zat berbeda-beda tergantung dengan daya tarik antar partikelnya. Kelarutan suatu zat merupakan jumlah dari zat terlarut yang dapat terlarut dalam sejumlah pelarut tertentu pada keadaan tertentu. Contohnya ialah kelarutan dari NaCl dalam air ialah 36 g/100 mL air pada 20oC.

Larutan jenuh terbentuk ketika dalam suatu larutan tidak dapat dilarutkan lagi sejumlah zat terlarut. Atau dalam kata lain, jumlah zat terlarut di dalam larutan telah mencapai nilai maksimumnya. Contohnya pada larutan garam, memiliki kelarutan maksimum 36 g/100 mL air pada 20oC. Maka jika ditambahkan lagi sejumlah garam pada larutan ini, garam tersebut tidak akan larut dan hanya akan mengendap di dasar larutan. Ini merupakan keadaan larutan yang telah jenuh.

Larut Atau Tidak Larut?

Suatu zat terlarut dikatakan dapat larut dalam suatu pelarut jika kelarutannya ialah lebih dari 1 g/100 mL pelarut. Sementara suatu zat terlarut dikatakan tidak larut dalam suatu pelarut ialah jika kelarutannya sangat kecil, dibawah dari 0,1 g/100 mL pelarut.

Sedangkan pada jumlah yang diantara keduanya disebut sebagai agak larut atau sedikit larut.

Minyak tentu saja tidak akan larut dalam air, begitu pula lemak dan oli. Ketidak larutan ini bukan karena kejenuhan suatu larutan, tetapi karena sifat non polar dari minyak, lemak dan senyawa-seyawa organik lainnya.

Air merupakan pelarut polar, sedangkan minyak merupakan senyawa non polar, karena itulah minyak tidak dapat larut dalam air. Tetapi minyak akan dapat larut dalam pelarut non polar, seperti benzena, aseton dan bensin sedangkan air tidak dapat larut.
JENIS-JENIS LARUTAN
            Bermacam-macam larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kelarutan, konsentrasi zat terlarut dan daya hantar listrik. Berikut kita bahas jenis larutan berdasarkan konsentrasi zat terlarut, kelarutan daya hantar larutan secara terpisah.
            Dalam kimia pengertian , larutan itu sendiri adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.Larutan juga bisa artikan sebagai fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu  sistem  homogen  yang  mengandung  dua  atau  lebih  zat  yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan,  sedangkan  suatu  sistem  yang  heterogen  disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,  misalnya  padatan  atau  gas  dengan  kata  lain  larutan  tidak hanya terbatas pada cairan saja.Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut,  yang  dapat  dipertukarkan  tergantung  jumlahnya.  Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan  komponen  minornya  merupakan  zat  terlarut. Larutan  terbentuk  melalui  pencampuran  dua  atau  lebih  zat  murni yang  molekulnya  berinteraksi  langsung  dalam  keadaan  tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran  gas  adalah  larutan.  Proses  pelarutan  dapat  diilustrasikan seperti Gambar di atas.
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.
Contoh larutan
Zat terlarut
Gas
Cairan
Padatan
Pelarut
Gas
Udara (oksigen dan gas-gas lain dalam nitrogen)
Uap air di udara (kelembapan)
Bau suatu zat padat yang timbul dari larutnya molekul padatan tersebut di udara
Cairan
Etanol dalam air; campuran berbagai hidrokarbon (minyak bumi)
Sukrosa (gula) dalam air; natrium klorida (garam dapur) dalam air; amalgam emas dalam raksa
Padatan
Hidrogen larut dalam logam, misalnya platina
Air dalam arang aktif; uap air dalam kayu
Aloi logam seperti baja dan duralumin
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

Jenis-jenis larutan

  • Gas dalam gas – seluruh campuran gas
  • Gas dalam cairan – oksigen dalam air
  • Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
  • Padatan dalam cairan – gula dalam air
  • Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
  • Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
  • Padatan dalam padatan – alloys

Larutan Elektrolit

Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan  pada  daya  ionisasi),  larutan  dibagi  menjadi  dua,  yaitu larutan  elektrolit,  yang  terdiri  dari  elektrolit  kuat  dan  elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang  dapat  menghantarkan  arus  listrik,  sedangkan  larutan  non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya  air),  seluruhnya  dapat  berubah  menjadi  ion-ion  dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
  • Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
  • Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
  • Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Larutan Elektrolit Lemah

Larutan   elektrolit   lemah   adalah   larutan   yang   mampu menghantarkan  arus  listrik  dengan  daya  yang  lemah,  dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
  • Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S  dan  lain-lain.
  • Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
  • Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Larutan non-Elektrolit

Larutan   non-elektrolit   adalah   larutan   yang   tidak   dapat menghantarkan  arus  listrik,  hal  ini  disebabkan  karena  larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
  • Larutan urea
  • Larutan sukrosa
  • Larutan glukosa
  • Larutan alkohol dan lain-lain

Bermacam-macam larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kelarutan, konsentrasi zat terlarut dan daya hantar listrik. Berikut kita bahas jenis larutan berdasarkan konsentrasi zat terlarut, kelarutan daya hantar larutan secara terpisah.

1. Konsentrasi Zat Terlarut

Dalam pembuatan larutan di laboratorium, kita kenal istilah “konsentrasi”. Bila larutan pekat berarti konsentrasinya tinggi, dan bila larutan encer berarti larutan tersebut mempunyai konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi tinggi berarti memerlukan lebih banyak zat terlarut daripada larutan dengan konsentrasi rendah. Lebih jelasnya
perhatikan Gambar 3 untuk memvisualisasikan perbedaan larutan pekat dan larutan encer. 

2. Kelarutan
Kita sering melarutkan suatu bahan untuk beberapa keperluan. Kadang-kadang ada bahan yang sukar larut dan ada juga bahan yang mudah larut. Umumnya zat terlarut larut dalam pelarut tertentu dan temperatur tertentu. Misalnya, hanya 4,74 g kalium iodat, KIO3 yang larut dalam 100 g air pada 00C. Bila kita tambahkan 4,74 g KIO3 ke dalam air pada temperatur tersebut, terdapat kelebihan jumlah KIO3 yang tidak larut. Maka dapat kita katakan bahwa kelarutan KIO3 dalam air pada 00C adalah 4,74 g per 100 g air.
Dari uraian di atas, banyaknya zat terlarut maksimal yang dapat larut dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat tergantung pada suhu, volume pelarut, dan ukuran zat terlarut. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, disebut larutan tidak jenuh. Sedangkan suatu keadaan dengan zat terlarut lebih banyak dari pada pelarut, disebut larutan lewat jenuh. Jadi , larutan yang mengandung 2 g KIO3 dalam 100 g air pada 00C adalah larutan tidak jenuh.
Perhatikan uraian berikut. Pada 1000C, kelarutan KIO3 dalam air adalah 32,3 g per 100 g air. Jika larutan yang mengandung 32,3 g KIO3 dalam 100 g air pada 1000C tersebut, kita dinginkan pada 00c, ternyata hanya 4,74 g KIO3 yang masih dalam keadaan larut, dan 27,6 g KIO3 akan membentuk kristal dalam larutan. Proses ini disebut rekristalisasi. Terbentuknya kristal zat terlarut dalam larutan, dapat terjadi bila kita menambahkan sedikit zat terlarut padat pada larutan lewat jenuh seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.
Pelarut yang sering digunakan adalah air. Hal ini disebabkan karena air merupakan zat yang mudah di dapat dan mempunyai kemampuan tinggi untuk melarutkan zat. Jika kita sedang memasak sayur, bermacammacam bumbu kita masukkan untuk mendapatkan rasa yang sedap. Rasa tersebut merupakan kombinasi rasa dari beberapa macam bumbu yang telah terlarut dalam air (kuah). Karena kemampuan yang tinggi dalam melarutkan zat, air dinamakan sebagai “pelarut universal”. Di dalam tubuh kita pun air melarutkan makanan sehingga mudah dicerna. Apakah semua zat melarut sama baiknya di dalam air? Untuk menjawab pertanyaan ini, coba perhatikan Tabel 2 berikut.
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diungkapkan bahwa kelarutan berbagai macam zat dalam air tidak sama. Bandingkan kelarutan gula dan garam dalam air. Mana yang lebih mudah melarut? Mengapa kelarutan zat berbeda-beda? Faktor-faktor apa yang mempengaruhinya? Perhatikan Gambar 5, Anda pasti akan menemukan jawabannya. Selain suhu, faktor Larutan Asam dan Basa, faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pengadukan, dan ukuran zat terlarut (luas permukaan sentuhan zat terlarut).
Interaksi ion Na+ dan ion Cl– terhadap molekul air.


Zat Terlarut, Pelarut, dan Larutan – Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat dan berada dalam fase tunggal. Segala sesuatu dalam larutan tersebar merata dan bercampur oleh karena itu sifat larutan akan sama secara keseluruhan.
Contoh: Larutan gula, air garam. 
Zat yang sedang terlarut adalah  zat terlarut dan zat yang melarutkan adalah Pelarut.Biasanya zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih kecil dibandingkan bahan pelarut. Misalnya, dalam air garam, garam adalah zat terlarut dan air adalah pelarut.
Saling bercampur (Like dissolves Like)
            Aturan umum dari solusi adalah, Saling bercampur (Like dissolves Like) Ini berarti larutan polar larut dalam pelarut polar. Contoh: garam dan air. Air adalah pelarut polar. Larutan non-polar akan larut dalam pelarut nonpolar. Contoh: Yodium dan karbon tetraklorida. Tapi yodium terlarut non-polar tidak akan larut dengan baik dalam pelarut polar yang berbentuk seperti air.
Di dalam larutan
  • Ukuran partikel adalah antara 0 hingga 100 nm.
  • Tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan.
  • Tidak pernah menetap saat berdiri sendiri.
  • Cahaya akan melewati solusi tanpa berubah.
Mana yang bukan merupakan larutan
Koloid dan suspensi adalah campuran, tetapi bukan larutan. Ukuran partikel dalam koloid adalah antara 100 dan 1000 nm. Meskipun tidak menetap saat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, tapi cahaya akan tetap dapat melewatinya, sehingga tidak termasuk dalam larutan. Contoh: krim cukur, kabut, asap.
Ukuran partikel dalam larutan adalah lebih dari 1000 nm. Dapat menetap dan berdiri sendiri dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Konsentrasi yang dimiliki tidak seragam secara keseluruhan dan cahaya akan dapat melewati mereka, maka tidak dapat disebut sebagai larutan. Contoh: air lumpur, cat.
Larutan tidak selalu padatan terlarut dalam cairan. Mereka juga dapat dibentuk oleh kombinasi dari padatan, cairan dan gas. Tabel berikut mengilustrasikan berbagai macam larutan.
Contoh larutan
Gas-Gas                     Udara (oxygen – gas; nitrogen – gas)
Gas-Benda cair          karbondioksida dalam soda (karbondioksida – gas; air – cairan)
Gas-Benda padat      hidrogen dalam paladium (hidrogen – gas; paladium – benda padat)
Benda cair-benda      cair   Asam asetik  (asam asetik – benda cair; air -benda cair) Dua                            benda cair yang dapat larut dikatakan larut dalam satu sama lain.
Benda cair-Benda padat       tambalan gigi( merkuri – benda cair; perak – benda padat)
Benda padat-benda cair       larutan gula (gula – benda padat; air – benda cair)
Benda padat-Benda padat   Logam campuran (Kuningan adalah paduan tembaga dan                                                     seng. tembaga – benda padat;  seng- benda padat)

            Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam jumlah tertentu dari suatu larutan pada setiap satu tingkatan suhu. Jika kurang dari 0,1 g zat terlarut dilarutkan dalam 100 ml larutan, dikatakan menjadi tidak dapat melarut atau sedikit larut.Sebuah larutan dikatakan jenuh ketika tidak ada lagi zat terlarut dapat larut pada suatu suhu tertentu. Zat terlarut yang melarutkan memiliki kesetimbangan dengan zat terlarut yang tidak dapat melarutkan. Sebuah larutan dikatakan tak jenuh ketika larutan dapat larut dalam sebuah larutan.Sebuah larutan yang berisi lebih banyak zat terlarut dari biasanya larutan jenuh pada suhu tertentu dikatakan sangat jenuh. Larutan sangat jenuh dapat dibentuk dengan memanaskan larutan jenuh untuk membubarkan zat terlarut sebanyak mungkin. Akan menjadi tidak stabil dan ketika larutan













KONSEP VISKOSITAS

Viskositas atau Kekentalan Zat Cair

            Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas.
            Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya  η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida sebesar Fs = kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti berikut.
Fs = 6 π η rv
Persamaan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes.
Keterangan:
            Fs : gaya gesekan stokes (N)
            η : koefisien viskositas fluida (Pa s)
            r : jari-jari bola (m)
            v : kelajuan bola (m/s)

 

 

 

 

 

 

Viskositas Fluida

Untuk viskositas beberapa fluida dapat kita lihat pada tabel berikut!

Viskositas Beberapa Fluida
            Pada tabel diatas terlihat bahwa air, udara, dan alkohol mempunyai koefisien kecil sekali dibandingkan dengan gliserin. Oleh karena itu, dalam perhitungan sering diabaikan. Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya. Itu sebabnya di musim dingin oli mesin menjadi kental sehingga kadang-kadang mesin sukar dihidupkan karena terjadi efek viskositas pada oli mesin.
            Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
            Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Untuk fluida yang sangat kental seperti madu, diperlukan gaya yang lebih besar, sedangkan untuk fluida yang kurang kental (viskositasnya kecil), seperti air, diperlukan gaya yang lebih kecil.
            Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng , minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
            Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Nah, jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koofisien kekentalan.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P.
Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida Temperatur (o C) Koofisien Viskositas
Air 0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alkohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
Gliserin 0 10.000 x 10-3
20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3

            Bila fluida mengalir melalui pipa, maka akan terjadi gesekan antara fluida dengan dinding pipa, hal ini mengakibatkan kecepatan aliran semakin ke pusat pipa semakin besar. Kelajuan aliran rata-rata yang dinyatakan dalam Q ditulis sebagai berikut:
Q = Av = ΔV/Δt
            Persamaan di atas adalah persamaan debit aliran. Kelajuan aliran tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua ujung pipa. Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam pipa dan tabung yang alirannya laminer.
Dari studinya, Poiseuille berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan Aliran yang dikenal dengan hukum Poiseuille, yaitu:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzhAkp1IqyCYzqgOgUuzqIUt78wjaZinq_faSB7-oUdb_KmRewCXdVUtWo2T-_0pcy760lihDq1ba6khqeIx-GBpPmv3QtMUsvdUHyYPN3Az3bUllCrmUzU_0RJb395qGbvbqNo5uKwwg/s320/v.jpg

            Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa
akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa.Jadi rumus diatas dapat dinyatakan :
volume/detik = tekanan/tahanaN
Hukum Stokes
            Gaya gesek antara permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida. Hambatan gerak benda di dalam fluida disebabkan oleh gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu sebanding dengan koefisien viskositas (η) fluida. Menurut Stokes, gaya gesek adalah:
Fs = 6 π r η v
Keterangan:

            Fs : gaya gesek (N)
            r : jari-jari benda (m)
            v : kecepatan jatuh dalam fluida (m/s)
            Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Stokes. Penentuan η dengan mengunakan hukum Stokes dapat dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya, kecepatan kelereng semakin lama semakin cepat. Sesuai dengan hukum Stokes, makin cepat gerakannya, makin besar gaya geseknya. Hal ini menyebabkan gaya berat kelereng tepat setimbang dengan gaya gesek dan kelereng jatuh dengan kecepatan tetap sebesar v sehingga berlaku persamaan:
            w = Fs
            m . g = 6 π r η

Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng
Metode Pengukuran Viskositas dengan Metode Ostwald
            Metode ini ditentukan berdasarkan hukum Poisulle menggunakan alat viskometer oswaltd.Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang diletakkan pada thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam bola csampai diatas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan dari a ke b dicatat menggunakan stowatch. Pada metode oswaltd yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri. Pada percobaan sejumlah tertentu cairan dipipet kedalam viskometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu ukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas “a”.Cairan dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas “b”, stopwatch dimatikan.Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak antara a dari b dapat ditentukan.Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antaa kedua ujung pipa U dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan.Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut: dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari.Tekanan P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat dengan cara itu sulit dicapai.Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan
tersebut dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering  digunakan adalah air. Penetapan ini dapat dilakukan dengan viskosimeter oswald. Sejumlah zat cair dimasukan dalam viskometer yang dilakukan dalam termosfat. Cairan ini dihisap dengan pompa kedalam bola B, hingga permukaan cairan dibawah a. cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dicatat dengan stopwatch. Percobaan diulangi dengan cairan pembanding setelah dibersihkan. Dengan ini dapat ditentukan t1 dan t2. Metode viskometer oswald metode yang digunakan adalah menentukan viskositas yaitu metoda pipet. Disini digunakan sebuah pipet yang telah ditentukan ukurannya kemudian viskositas ditentukan Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.
            Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pulasebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair. Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Berdasarkan hokum Heagen Poiseuille : ŋ = cpr.









DAFTAR PUSTAKA
Jasjfi. E, Ir. M.Sc, 1996, Kimia Dasar, Edisi ke-6, Penerbit Erlangga, Jakarta : 14 – 25.
Srikini, et al, 2004, Buku Penuntun Biologi SMA Kelas XII, Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta : 20.
Markam Soemarmo, et al, 2008, Kamus Kedokteran, Edisi ke-5, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
WWW.Wikipedia.com. Jum’at, 4 April 2009.
WWW.images.micron.com. Selasa, 14 April 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar