BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap manusia pasti mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah
periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain
itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan
sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap
memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa
umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam
meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa
tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang
kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya
masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 :
439).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun
merumuskan masalah sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan
lansia ?
2. Apa saja ciri – ciri dari
lansia ?
3. Bagaimana perkembangan
lansia ?
4. Apa saja perubahan yang
terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi
oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara
untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri – ciri
lansia
3. Untuk mengetahui Tugas
dan perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau
cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan
makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
informasi dan
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut
beberapa ahli:
1.
Menurut J.W.
Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang
lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia
adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,
lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun
karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai
tampaknya ciri-ciri ketuaan.
2.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam
perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia
enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh
puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia
65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua
lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda
(Johnson&Perlin).
Pertumbuhan (
growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang.
Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan
kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi
secara sinkron pada setiap individu.Kelompok lanjut usia adalah kelompok
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit
degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup
dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
B. CIRI-CIRI
LANSIA
Ciri-ciri
dewasa akhir
- Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
- Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
- Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
- Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
- Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.
C. TUGAS DAN
PERKEMBANGAN PADA LANSIA
Usia lanjut merupakan usia yang
mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari
60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir
dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap
di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih
dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan
kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan
perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru,
saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan
dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap
ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa
proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan
bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere,
yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika
telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Tugas Perkembangan dewasa akhir
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa
akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling
merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
D. PERUBAHAN YANG TERJADI
Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Menurut
Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa
akhir, diantanya adalah :
1. Daerah
kepala
- Hidung menjulur lemas
- Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
- Mata kelihatan pudar
- Dagu berlipat dua atau tiga
- Kulit berkerut/keriput dan kering
- Rambut menipis dan menjadi putih
2. Daerah
Tubuh
- Bahu membungkuk dan tampak mengecil
- Perut membesar dan tampak membuncit
- Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
- Garis pinggang melebar
- Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah
persendian
- Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
- Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
- Tangan menjadi kurus kering
- Kaki membesar karena otot-otot mengendor
- Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.
Kognitif
Kecerdasan
dan Kemampuan Memproses Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada
masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang
mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.Meskipun
kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di
dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara
jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi
substansial.Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan
keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru
ketik tua biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya
mengetik sama cepatnya dengan juru ketika yang masih muda.
Barangkali
para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda dan
pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa
ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat
selanjutnya oleh para juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru
ketik tua menurun secara substansial; para juru ketik muda kurang begitu
terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah belajar untuk
melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk mengetik
sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan
Pada
tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja
purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi
dari tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).Satu perubahan
penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya
perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia
di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan
pekerja-pekerja paruh waktu.
Pengaturan
Tempat Tinggal
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan
Psikis
·
Perkembangan Intelektual
Menurut
david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar
penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55
tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan,
hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini
pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan
berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan
intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan
intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
·
Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua,
sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua
tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri
dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru
seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi
lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
·
Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
1.
Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua
kali lebih besar daripada orang yang religius.
2.
Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya
lebih cepat dibandingkan yang non religius.
3.
Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang
menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya.
4.
Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah
menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional
jauh lebih kecil.
5.
Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi
saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.
Bahaya Fisik
dan Psikis Lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai
dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental.
Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana
akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini
dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1.Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
• Penyakit
degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya
ada rasa takut dan juga murung, ingin makan
bersama orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
2. Bahaya Psikis Pada Lansia
•
Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya
mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena
anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula
muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah mulai
dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam
menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan
seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa
dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri
dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan
psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin tidak
terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap
orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan
munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin
akan menjadi sangat apatis.
E.
PERMASALAHAN LANSIA
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4
aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat
berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak
bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. lansia dengan problem tersebut
menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas
(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah
kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena
adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
berpenghasilan) menjadi kemunduran.Lansia juga identik dengan menurunnya daya
tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan
memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang
diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak jenis obat yang
diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain
kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan
atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat
atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan
lansia . Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan
nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan
mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.Dengan
adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan
sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu
mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa
kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan
badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang
memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai.
Permasalahan pada lansia yaitu salah satunya adalah Masalah
kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang
menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu Beberapa
faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai
organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang
menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor
lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi.
Prevalensi hipertensi pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%.
Hipertensi pada lansia sangat penting untuk diketahui karena patogenesis,
perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan
hipertensi pada usia dewasa muda. Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang
dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta
terhadap pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit
komorbid sangat erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.Peningkatan
tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi yang
esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah secara akurat.
Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat,
sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada posisi
berbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan interval 2
menit. Cara pengukuran yang saat ini dianggap baku dikemukakan oleh The
British Hypertension Society. Manset sedikitnya harus dapat melingkari 2/3
lengan, bagian bawahnya harus 2 cm diatas fossa cubiti.
Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan untuk
hipertensi masih merupakan perdebatan. Hipertensi yang sering terdapat
90%nya adalah jenis yang idiopatik / tidak diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu
untuk melakukan pemeriksaan kecuali bila ada indikasi. Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium,
kalsium, urinalisis, asam urat, glukosa darah, dan profil lemak. Pemeriksaan
penunjang lain contohnya elektrokardiografi, pielografi intravena dan foto
rontgen thorax.
PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada
lansia. Dengan mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris,
badan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA,
didapat data bahwa sekitar 27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas
menderita PJK. Sedangkan pada kelompok umur 65-74 tahun, didapat 64%
masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah PJK.Resiko seseorang untuk
menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu dari empat untuk
wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah
tinggi. Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI dan sisanya
diperkirakan akan mengalami serangan infark yang fatal dalam waktu 10 tahun ke
depan. Akan tetapi, lebih dari sepertiga kasus MI tidak diketahui, entah
karena perjalanan penyakitnya yang laten atau karena gejalanya yang tidak khas.
PJK adalah manifestasi umum dari keadaaan pembuluh darah
yang mengalami pengerasan dan penebalan dinding, disebut juga Aterosklerosis.
Tapi selain itu stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofi dan kelainan arteri
koronaria kongenital juga dapat menyebabkan PJK.
Dalam konteks mengatasi kesepian lansia ditinjau dari segi
sosial budaya dan psikologik berarti lansia perlu meningkatkan komunikasinya
dengan orang lain di masyarakat dan anggota masyarakat perlu menciptakan
kondisi kehidupan bersama yang harmonis.Jimmy Carter (mantan Presiden Amerika
Serikat) dalam buku The Virtues of Aging 1998 mengatakan kita tidak mendadak
menjadi tua ketika kita mencapai usia 65 tahun, ketika menjadi kakek atau nenek
atau ketika mengalami menopause. Kita hanya tua jika kita merasa tua, jika kita
menganut sikap mandeg, bergantung kepada orang lain, tidak mandiri, membatasi
aktivitas fisik dan mental dan membatasi ruang lingkup pergaulan dengan orang
lain. Apa yang dipesankan Jimmy carter tersebut perlu direnungkan, karena
setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain yang akrab dan
mendalam, sehingga kesepian ini yang merupakan derita batin, menghilangkan
makna hidup dan eksistensi diri seseorang sebagai makhlluk sosial, dapat
terjadi jika hubungan sosial di atas tidak terpenuhi.Penyebab kesepian Ditinjau
dari segi sosiologis seseorang mengalami kesepian karena merasa terasing, tidak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan pada pola kekerabatan.Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian pada lansia
dapat berupa sosialisasi tentang eksistensi lansia, meningkatkan peranan lansia
dalam organisasi, sosialisasi nilai budaya lokal suku bangsa, pembinaan
hubungan antar generasi, membudayakan hidup serumah dengan lansia,
mengadakan pendidikan informal bagi lansia.
F. KLASIFIKASI LANSIA
1.
Menurut WHO
v
Usia pertengahan (Midle Age) kelompok usia 45-59 tahun.
v
Usia lanjut (Ederly)
antara 60-74 tahun.
v
Usia lanjut tua (Old)
antara 75-90 tahun.
v
Usia sangat tua (Very
Old) diatas 90 tahun.
2.Menurut
UU No: 13 Tahun 1998
Tentang
kesejahteraan lanjut usia: “lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia
60 tahun keatas.”
3.Menurut
Depkes RI
v
Kelompok lansia dini (55-64 tahun)
v
Kelompok lansia
pertengahan (65 tahun keatas)
v
Kelompok lansia dengan
resiko tinggi (usia 70 tahun keatas)
4.Menurut
Bernice Neu Garden (1975)
v
Lansia muda yaitu
orang yang berumur diantara 55-75 tahun.
v
Lansa tua yaitu orang
yang berumur lebih dari 75 tahun.
5.Menurut
Levison (1978)
v
Lansia peralihan
awal,antara 50-55 tahun.
v
Lansia peralihan
menengah antara 55-60 tahun.
v
Lansia peralihan akhir
antara 60-65 tahun.
G. KOMUNIKASI
PADA LANSIA
Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan
yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling
tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia
baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13) Komunikasi adalah elemen
dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan,
mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. (Potter & Perry,
2005 : 301) Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas
tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim
yang terapeutik.
Keterampilan
Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :
Perkumpulan
orang tua, kegiatan rohani. Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau
keahlian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan
mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.
Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut
usia. Usia tua dipandang sebagai masa
kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa
ini.
2.
Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas,
diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran,
dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3. Pada
lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap
usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang
penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya.
4. Pada
lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan
sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5. Lansia
mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami
pikun atau sulit untuk mengingat.
6. Masalah
– masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan
mengalami masa – masa ini.
B. SARAN
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi
tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana
seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal
lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik –
sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar
tidak menyesal di masa tua.
DAFTAR
PUSTAKA
https://sriwarsiyusuf.wordpress.com/..
laksonoarea.blogspot.com/2011/08/tumbuh-kembang-lansia.html
http://prikitiuew.blogspot.co.id/2013/02/makalah-tahapan-perkembangan-pada-lansia.html